Senin, 29 November 2010

Peradaban Dunia Tanpa Petunjuk Allah


Friday, 24/09/2010 10:08 WIB | email | print | share
oleh Ihsan Tandjung

فَتَلَقَّى آدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ قُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا جَمِيعًا فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Rabbnya, maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. Kami berfirman: "Turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati". Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS Al-Baqarah 37-39)
Di dalam ayat di atas Allah swt memberikan suatu prinsip hidup yang sangat fundamental. "Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati".
Allah swt menegaskan bahwa barangsiapa hidup di dunia berlandaskan petunjuk dan arahan yang Allah berikan, niscaya mereka tidak akan khawatir dan bersedih hati. Artinya, mereka akan hidup dalam kebaikan dan kebahagiaan. Dan bila Allah swt menyatakan demikian, tidak mungkin tidak pasti menjadi kenyataan. Dan kenyataan tersebut tidak hanya bersifat sementara, melainkan selamanya alias abadi. Tidak saja kebaikan dan kebahagiaan di dunia fana tetapi juga meliputi alam akhirat yang kekal abadi.
Siapapun yang berakal sehat dan berhati nurani pasti akan menyambutnya dengan baik. Dan mengingat bahwa jaminan tersebut memiliki syarat, maka iapun akan berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi syaratnya. Walaupun syarat itu berat, namun karena jaminannya begitu menggiurkan dan berasal dari fihak yang dia yakini kredibilitasnya, tentu dia siap menghadapinya.
Apakah syaratnya? Allah swt berfirman:
فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ
”...maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku,”
Allah mensyaratkan manusia untuk mengikuti petunjukNya bila datang kepada mereka. Bagaimana petunjuk itu datang kepada manusia? Yaitu, melalui para kurir resmi yang diutusnya bernama para Nabiyullah dan Rasulullah ’alahimus-salam. Dan dalam sejarah dunia Allah telah mengutus banyak sekali rangkaian Nabi dan RasulNya ’alahimus-salam. Dan kita yang hidup dewasa ini bahkan hidup di masa Allah telah mengirim Nabi dan RasulNya yang terakhir alias Nabi Akhir Zaman yakni Nabi Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam. Beliau adalah penutup para Nabi dan petunjuk yang diterima dari Allah swt dan disampaikannya kepada ummat manusia merupakan petunjuk terakhir yang Allah wahyukan, yakni Kitabullah Al-Qur’anul Karim. Maka sangatlah pantas bila Allah swt menjamin bahwa petunjukNya yang terakhir ini merupakan petunjuk yang otentitas-nya (keasliannya) tidak akan mengalami kontaminasi. Al-Qur’an bakal terpelihara hingga hari Kiamat.
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS Al-Hijr 9)
Berbeda dengan berbagai Nabi dan RasulNya yang diutus sebelum Nabi terakhir, maka mereka menerima petunjuk yang belum final dan tidak dijamin otentitasnya terpelihara. Sehingga petunjuk Allah swt yang mereka terima hanya berlaku bagi kaum yang mereka hidup bersamanya dan di masa mereka hadir di dunia hingga datangnya Nabi dan Rasulullah berikutnya. Sebab kedatangan para Nabi dan Rasulullah sebelumnya bakal disempurnakan lebih lanjut dengan kedatangan Nabi dan Rasulullah berikutnya. Hingga tiba giliran Allah swt mengutus Penutup Para Nabi dan RasulNya. Oleh karenanya, Al-Quranul Karim Allah wahyukan kepada Nabi Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam berfungsi sebagai the Final Divine Guidance for the Whole of Mankind (Petunjuk Ilahi yang Final bagi segenap ummat manusia). Menjelang berakhirnya dunia yang fana ini Allah menyempurnakan petunjukNya kepada ummat manusia dengan diwahyukannya Kitabullah yang sempurna, final dan komprehensif (lengkap). Dan diutusnya seorang Nabiyullah yang tidak memimpin kaumnya saja (bangsa Arab), melainkan menjadi Teladan bagi segenap ummat manusia bahkan Rahmat bagi semesta alam.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.” (QS Al-Ahzab 21)
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
”Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS Al-Anbiya 107)
Petunjuk Allah swt untuk ummat manusia telah datang lima belas abad yang lalu. Diterima dari Allah swt dan disebarkan kepada ummat manusia oleh Nabi dan RasulNya yang terakhir. Tidak bakal ada lagi Nabi maupun Rasul yang Allah bakal utus ke muka bumi ini membawa ajaran baru sesudah diwahyukanNya Al-Qur’anul Karim. Itulah sebabnya Allah swt dengan terang dan jelas berfirman bahwa petunjukNya ini bukan hanya ekslusif bagi manusia yang mengaku dirinya muslim, atau kaum yang mengaku dirinya ummat Islam. Tidak..! Samasekali tidak..!!
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ
“Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia.” (QS Al-Baqarah 185)
Inilah ayat yang selalu terdengar oleh kaum muslimin, khususnya di bulan Ramadhan. Jelas dan terang Allah swt menyatakan bahwa Kitabullah Al-Quranul Karim merupakan hudal lin-naas (petunjuk bagi manusia). Allah swt tidak menyatakan bahwa petunjuk tersebut merupakan petunjuk bagi kalangan manusia tertentu, misalnya hanya bagi orang beriman atau ummat Islam atau kaum muttaqin semata. Tidak..! Allah swt berfirman bahwa Kitab Al-Qur’an adalah petunjuk bagi segenap ummat manusia.
Memang, ada ayat yang mengkhususkan hubungan Al-Qur’an dengan kalangan manusia tertentu, yaitu sebagai berikut:
ذَلِكَ الْكِتَابُ لا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ
“Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.”(QS Al-Baqarah 2)
Ayat ini tidak menafikan ayat sebelumnya. Ayat ini menegaskan bahwa Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi manusia siapapun dan bagaimanapun keadaan manusia itu. Adapun bagi kaum muttaqin alias mereka yang bertakwa maka Al-Qur’an diperlakukan oleh mereka bukan saja sebagai petunjuk Ilahi, melainkan diikuti tanpa keraguan sedikitpun..! Terserah, bila manusia lain menafikan, menolak atau mengingkari Al-Qur’an, namun faktanya ia tetap merupakan petunjuk dari Allah swt bagi segenap manusia yang akan menghilangkan kekhawatiran dan kesedihan hati manusia bila mereka mau mengikuti dan menjadikannya sebagai petunjuk jalan bagi kehidupannya.
Demikian pula sebaliknya, Allah swt mengancam siapa saja yang menolak petunjukNya.
وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS Al-Baqarah 39)
Menolak petunjuk Allah swt bisa berupa pengingkaran untuk mengakui bahwa Kitabullah Al-Qur’an merupakan petunjuk otentik dari Allah swt. Orang-orang seperti ini jelas-jelas merupakan kaum yang mendapat label orang-orang yang kafir. Mereka adalah manusia yang setelah diutusnya Nabi Akhir Zaman tidak mau mengimaninya sebagai Nabiyullah, tidak mau mengakui bahwa Al-Qur’an merupakan petunjuk dan Kitabullah terakhir dan tidak bersedia menerima Islam sebagai agama atau dien atau jalan hidup yang benar.
Selain itu, menolak petunjuk Allah swt juga bisa berarti mendustakannya. Tidak mau mengikutinya padahal mengakuinya sebagai petunjuk dan Kitabullah. Mereka bisa jadi dari kalangan di luar Islam tetapi mungkin juga termasuk orang-orang yang mengaku dirinya termasuk kaum muslimin. Bagi mereka yang bukan muslim kita dapat memaklumi kenapa mereka mendustakan petunjuk dan Kitabullah ini. Maklumlah, mereka memang bukan termasuk orang beriman. Inilah orang-orang non-mulsim dari kalangan manusia modern yang berfaham pluralisme. Mereka memandang semua kitab suci agama manapun merupakan kitab suci yang patut dihormati dan diakui sebagai petunjuk dari tuhan. Tetapi jelas mereka tidak bakal bersedia mengikutinya sebagai petunjuk jalan bagi kehidupannya.
Tetapi yang sangat sulit difahami dan banyak menimbulkan masalah ialah mereka yang di satu sisi mengaku muslim namun di sisi lain tidak menjadikan Kitabullah sebagai petunjuk jalan bagi kehidupannya. Mereka mengaku beriman kepada Al-Qur’an sebagai petunjuk dan Kitabullah terakhir. Tetapi mereka tidak kunjung menjadikannya petunjuk jalan bagi segenap urusan kehidupannya di dunia. Mereka cenderung memperlakukannya laksana menu makanan sebuah restoran. Mana yang mereka sukai mereka ambil dan mana yang mereka tidak berselera kepadanya, mereka tinggalkan. Padahal Allah swt di dalam petunjukNya berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS Al-Baqarah 208)
Di dalam ayat di atas Allah swt hanya memberikan dua pilihan. Masuk ke dalam agama Allah secara totalitas, atau hiduplah menuruti langkah-langkah syetan...!! Allah swt menyuruh manusia untuk mengikuti segenap petunjukNya, tanpa pilah-pilih atau -jika tidak- berarti mengikuti musuh Allah swt, yakni syetan..!!
Pengertian mengikuti segenap petunjuk Allah ialah mengelola keseluruhan urusan hidup ini semata-mata berdasarkan bimbingan wahyu. Apapun lini kehidupan yang sedang digeluti, maka jalankanlah sesuai prosedur petunjuk Allah swt. Baik dalam urusan aqidah (keyakinan), syariah (jalan hidup) maupun ibadah (tata-cara penghambaan diri kepada Allah swt).
Di zaman penuh fitnah dewasa ini banyak kaum muslimin yang memandang urusan mengikuti petunjuk Allah swt hanyalah sebatas urusan ibadah semata. Mereka sangat sibuk mempelajari ajaran Islam untuk mengamalkan tata-cara sholat, shaum, bayar zakat, pergi haji dan umroh. Untuk berbagai urusan ini mereka sangat serius berusaha mengikuti petunjuk Allah swt. Namun seringkali mereka mengabaikan urusan aqidah. Mereka tidak bersungguh-sungguh mempelajari dan mengamalkan kalimat Tauhid. Bahkan masih banyak kaum muslimin yang tidak sadar bahwa jernih-tidaknya tauhid seseorang berpengaruh kepada diterima-tidaknya berbagai amal-ibadahnya. Padahal di dalam Kitabullah Al-Qur’an sering sekali kita jumpai betapa tidak terpisahkannya urusan amal-sholeh seseorang dengan urusan iman.
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS An-Nahl 97)
Artinya, amal seseorang hanya diperhitungkan Allah swt bila dilandasi iman atau aqidah yang benar. Bila tidak, maka amalnya menjadi sia-sia belaka..!
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالأخْسَرِينَ أَعْمَالا الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا أُولَئِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ وَلِقَائِهِ فَحَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فَلا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا
Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. Mereka itu orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Rabb mereka dan (kafir terhadap) perjumpaan dengan Dia. Maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat. (QS Al-Kahfi 103-105)
Betapa masih banyaknya manusia yang mengaku muslim namun tidak peduli dengan urusan aqidah. Mereka kemudian terjatuh ke dalam lembah kemusyrikan, takhayul, khurafat, bid’ah dan aneka bentuk ketergantungan kepada selain Allah swt. Mereka sibuk melakukan berbagai bentuk ibadah, namun tidak pernah merenungi apakah imannya telah benar, kokoh dan murni. Mereka sibuk membenahi diri menjadi orang berakhlak mulia, bermoral dan santun, tetapi mereka tidak sadar bahwa cacatnya pemahaman Tauhid menyebabkan tidak bernilainya di mata Allah swt segenap kebaikan dan kesantunannya tersebut.
وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْآنُ مَاءً حَتَّى إِذَا جَاءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئًا
“Dan orang-orang yang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apa pun.” (QS An-Nur 39)
Di zaman penuh fitnah dewasa ini banyak kaum muslimin yang memandang urusan mengikuti petunjuk Allah swt hanyalah sebatas urusan ibadah semata. Mereka tidak menjadikan urusan syariah sebagai perhatian dalam hidupnya. Padahal urusan ini menyangkut mayoritas waktu dalam kehidupannya. Sebab urusan syariah atau jalan hidup meliputi begitu banyak dimensi kehidupan. Dan petunjuk Allah swt mencakup bagaimana sepatutnya manusia mengelola berbagai urusan kehidupannya. Apakah itu menyangkut urusan pribadi, keluarga, masyarakat maupun negara bahkan penataan urusan pada skala global-dunia. Banyak muslim modern menyangka bahwa karena dewasa ini yang disebut sebagai masyarakat dan negara maju adalah barat, maka mereka mengelola berbagai urusan ini dengan cara mengekor kepada mereka. Akhirnya muncullah berbagai bentuk penataan kehidupan, baik dalam sekali pribadi, keluarga maupun masyarakat dan negara yang mengikuti petunjuk barat bukan petunjuk Allah swt.
Akhirnya kita menyaksikan bagaimana tata kehidupan dalam aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, hukum, olahraga, kesenian, teknologi dan sains, militer dan pertahanan keamanan dikelola mengekor dan copy-paste sepenuhnya kepada perdaban dunia barat. Yang mana inti dari peradaban barat ialah mendustakan ayat-ayat Allah dan merasa sombong dan bangga diri akan kehebatan manusia yang tidak perlu bergantung kepada Allah swt dan petunjukNya. Inilah peradaban dunia yang tidak mengikuti petunjuk Allah swt..! Padahal masyarakat barat merupakan masyarakat kaum Yahudi dan Nasrani yang mana Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam telah peringatkan kita agar jangan mengekor kepada mereka...!
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِي جُحْرِ ضَبٍّ لَاتَّبَعْتُمُوهُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh, kalian benar-benar akan mengikuti tradisi/kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga sekiranya mereka masuk ke dalam lubang biawak-pun kalian pasti akan mengikuti mereka." Kami bertanya; "Wahai Rasulullah, apakah mereka itu kaum Yahudi dan Nasrani?" Beliau menjawab: "Siapa lagi kalau bukan mereka." (MUSLIM - 4822)
Bukan rahasia lagi bahwa masyarakat barat merupakan kaum Yahudi dan Nasrani. Mereka mewujudkan sebuah Judeo-Christian Civilization (peradaban Yahudi-Nasrani). Sungguh ironis menyaksikan bagaimana satu setengah miliar lebih kaum muslimin sedunia bisa menjadi korban sebuah peradaban yang terputus dari petunjuk Allah. Bagaimana mungkin suatu ummat yang memiliki Kitabullah Al-Qur’an yang Allah jamin kebenaran dan keasliannya dapat diarahkan oleh ummat-ummat yang Kitab Sucinya –yakni Taurat dan Injil- telah mengalami kontaminasi dan manipulasi di sana-sini? Bagaimana mungkin suatu ummat yang Allah telah peringatkan akan bahaya kebanyakan kaum Yahudi dan Nasrani, namun masih saja bersangka-baik kepada mereka? Menjadikan mereka sebagai konsultan dan tempat bertanya dalam berbagai perkara kehidupan?
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
”Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.” (QS Al-Baqarah 120)
Sungguh, kondisi dunia dewasa ini sedang diselimuti badai fitnah, sehingga kita menyaksikan begitu banyaknya kaum muslimin yang tidak bersikap kritis terhadap realitas dunia yang berjalan di luar koridor petunjuk Allah swt. Padahal hakikat berada di atas shirathal mustaqiim (jalan yang lurus) ialah tatkala segenap urusan dalam hidup berjalan mengikuti petunjuk Allah swt, baik dalam perkara aqidah, syariah maupun ibadah. Inilah maksud ungkapan Allah swt di bawah ini:
قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ
Katakanlah: Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama muslim (menyerahkan diri kepada Allah)". (QS Al-An’aam 162)
Petunjuk Allah swt yang terakhir bagi ummat manusia telah datang sejak lima belas abad yang lalu. Tidakkah sepantasnya kita yang mengaku kaum muslimin, mukminin dan muttaqiin berdiri di barisan terdepan membimbing segenap manusia lainnya untuk turut hidup bersama di bawah naungan petunjuk Allah swt tersebut? Meninggalkan peradaban palsu (baca: peradaban kafir) dunia modern ini untuk menggantikannya dengan peradaban mengikuti Petunjuk Allah swt?
Bagaimana hal itu akan terjadi, bila kita begitu mudah terprovokasi dan menjadi marah menyaksikan kaum kafir barat membakar fisik Kitabullah Al-Qur’an sedangkan kita tidak sedikitpun merasa terganggu padahal sudah hampir seabad ummat Islam di berbagai negeri muslim mengelola kehidupannya mengikuti petunjuk kaum kafir barat tersebut dan mengabaikan bahkan mendustakan Petunjuk Allah swt..?! Masihkah kita harus heran dan tercengang serta bertanya mengapa kekhawatiran dan kesedihan hati masih saja mewarnai kehidupan banyak manusia modern dewasa ini, bukan saja mereka yang jelas-jelas kafir, tetapi banyak di antaranya adalah saudara-saudara kita kaum muslimin..?? Laa haula wa laa quwwata illa billah..

Penemuan-Penemuan Ilmuwan Muslim Yang Mengubah Peradaban Dunia

Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa beberapa penemuan yang mengubah peradaban dunia berasal dari para ilmuwan muslim.Para ilmuwan ini mempunyai kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan  merupakan temuan awal sebelum dikembangkan oleh ilmuwan Barat lainnya.Penemuan-penemuan ilmuwan muslim ini sempat terlupakan oleh masyarakat dunia.Untuk itu sebuah Yayasan Sains, Teknologi dan Peradaban (The Foundation for Science Technology and Civilisation (FSTC) yang berpusat di London Mengadakan pameran untuk memperlihatkan dan menegaskan kepada publik tentang kontribusi peradaban non-barat yang sudah ada 1000 tahun yang lampau.
Apa saja penemuan-penemuan itu?
1. Operasi Bedah
Sekitar tahun 1000, seorang dokter Al Zahrawi mempublikasikan 1500 halaman ensiklopedia berilustrasi tentang operasi bedah yang digunakan di Eropa sebagai referensi medis selama lebih dari 500 tahun. Diantara banyak penemu, Zahrawi yang menggunakan larutan usus kucing menjadi benang jahitan, sebelum menangani operasi kedua untuk memindahkan jahitan pada luka. Dia juga yang dilaporkan melakukan operasi caesar dan menciptakan sepasang alat jepit pembedahan.
2. Kopi
Saat ini warga dunia meminum sajian khas tersebut tetapi, kopi pertama kali dibuat di Yaman pada sekitar abad ke-9. Pada awalnya kopi membantu kaum sufi tetap terjaga ibadah larut malam. Kemudian dibawa ke Kairo oleh sekelompok pelajat yang kemudian kopi disukai oleh seluruh kerajaan. Pada abad ke-13 kopi menyeberang ke Turki, tetapi baru pada abad ke-16 ketika kacang mulai direbus di Eropa, kopi dibawa ke Italia oleh pedagang Venesia.
3. Mesin Terbang
Abbas ibn Firnas adalah orang pertama yang mencoba membuat konstruksi sebuah pesawat terbang dan menerbangkannya. Di abad ke-9 dia mendesain sebuah perangkat sayap dan secara khusus membentuk layaknya kostum burung. Dalam percobaannya yang terkenal di Cordoba Spanyol, Firnas terbang tinggi untuk beberapa saat sebelum kemudian jatuh ke tanah dan mematahkan tulang belakangnya. Desain yang dibuatnya secara tidak terduga menjadi inspirasi bagi seniman Italia Leonardo da Vinci ratusan tahun kemudian.
4. Universitas
Pada tahun 859 seorang putri muda bernama Fatima al-Firhi mendirikan sebuah universitas tingkat pertama di Fez Maroko. Saudara perempuannya Miriam mendirikan masjid indah secara bersamaan menjadi masjid dan universitas al-Qarawiyyin dan terus beroperasi selama 1.200 tahun kemudian. Hassani mengatakan dia berharap orang akan ingat bahwa belajar adalah inti utama tradisi Islam dan cerita tentang al-Firhi bersaudara akan menginspirasi wanita muslim di mana pun di dunia.
5. Aljabar
Kata aljabar berasal dari judul kitab matematikawan terkenal Persia abad ke-9 ‘Kitab al-Jabr Wal-Mugabala’, yang diterjemahkan ke dalam buku ‘The Book of Reasoning and Balancing’. Membangun akar sistem Yunani dan Hindu, aljabar adalah sistem pemersatu untuk nomor rasional, nomor tidak rasional dan gelombang magnitudo. Matematikawan lainnya Al-Khwarizmi juga yang pertama kali memperkenalkan konsep angka menjadi bilangan yang bisa menjadi kekuatan.
6. Optik
“Banyak kemajuan penting dalam studi optik datang dari dunia muslm,” ujar Hassani. Diantara tahun 1.000 Ibn al-Haitham membuktikan bahwa manusia melihat obyek dari refleksi cahaya dan masuk ke mata, mengacuhkan teori Euclid dan Ptolemy bahwa cahaya dihasilkan dari dalam mata sendiri. Fisikawan hebat muslim lainnya juga menemukan fenomena pengukuran kamera di mana dijelaskan bagaimana mata gambar dapat terlihat dengan koneksi antara optik dan otak.
7. Musik
Musisi muslim memiliki dampak signifikan di Eropa. Di antara banyak instrumen yang hadir ke Eropa melalui timur tengah adalah lute dan rahab, nenek moyang biola. Skala notasi musik modern juga dikatakan berasal dari alfabet Arab.
8. Sikat Gigi
Menurut Hassani, Nabi Muhammad SAW mempopulerkan penggunaan sikat gigi pertama kali pada tahun 600. Menggunakan ranting pohon Miswak, untuk membersihkan gigi dan menyegarkan napas. Substansi kandungan di dalam Miswak juga digunakan dalam pasta gigi modern.
9. Engkol
Banyak dasar sistem otomatis modern pertama kali berasal dari dunia muslim, termasuk pemutar yang menghubungkan sistem. Dengan mengkonversi gerakan memutar dengan gerakan lurus, pemutar memungkinankan obyek berat terangkat relatif lebih mudah. Teknologi tersebut ditemukan oleh Al-jazari pada abad ke-12, kemudian digunakan dalam penggunaan sepeda hingga kini
Sumber: inilah.com

Peradaban Dunia Yang Hilang


3Share





Peradaban adalah memiliki berbagai arti dalam kaitannya dengan masyarakat manusia. Seringkali istilah ini digunakan untuk merujuk pada suatu masyarakat "kompleks": masyarakat yang mempraktikkan pertanian intensif; memiliki pembagian kerja; dan kepadatan penduduk yang mencukupi untuk membentuk kota-kota. "Peradaban" dapat juga digunakan dalam konteks luas untuk merujuk pada seluruh atau tingkat pencapaian manusia dan penyebarannya (peradaban manusia atau peradaban global). Istilah peradaban sendiri sebenarnya lebih digunakan sebagai sebuah upaya manusia untuk memakmurkan dirinya dan kehidupannya. Maka, dalam sebuah peradaban pasti tidak akan dilepaskan dari tiga faktor yang menjadi tonggak berdirinya sebuah peradaban. Ketiga faktor tersebut adalah sistem pemerintahan, sistem ekonomi, dan IPTEK. (sumber : wikipedia).

Bayangkan sudah berapa lama manusia tinggal di bumi ini, beratus-ratus, beribu-ribu, berjuta-juta tahun lamanya bukan ?. Namun tahukah kita kalau sebelum kehidupan yang kita jalani sekarang ini, terdapat kehidupan-kehidupan terdahulu sebelum kita ?. Bagaimana bentuk peradaban mereka ?, mari kita lihat beberapa diantaranya :

1. Machu Picchu (Peru) : the lost city of Incas
Machu Picchu (Gunung Tua) adalah sebuah lokasi reruntuhan Inca pra-Columbus yang terletak di wilayah pegunungan pada ketinggian sekitar 2.350 m. Machu Picchu berada di atas lembah Urubamba di Peru, sekitar 70 km barat laut Cusco.



Situs ini sempat terlupakan oleh dunia internasional, tetapi tidak oleh masyarakat lokal. Situs ini kembali ditemukan oleh arkeolog dari universitas Yale Hiram Bingham III yang menemukannya pada 1911.

2. Angkor Wat (Kamboja) : the world’s largest religious temple
Angkor adalah sebuah rangkaian lokasi ibu kota Kerajaan Khmer dalam periode lama dari abad ke-9 sampai abad ke-15 Masehi. Puingnya terletak di hutan dan tanah perladangan di utara Danau Besar Tonle Sap, dekat Siem Reap, Kamboja sekarang ini, dan merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO. Kuil-kuil di Angkor Wat, sekarang sebagian besar telah dipugar, merupakan bagian dari contoh arsitektur Khmer.


3. Mesir Kuno adalah suatu peradaban kuno di bagian timur laut Afrika. Peradaban ini terpusat sepanjang pertengahan hingga hilir Sungai Nil yang mencapai kejayaannya pada sekitar abad ke-2 SM, pada masa yang disebut sebagai periode Kerajaan Baru. Daerahnya mencakup wilayah Delta Nil di utara, hingga Jebel Barkal di Katarak Keempat Nil. Pada beberapa zaman tertentu, peradaban Mesir meluas hingga bagian selatan Levant, Gurun Timur, pesisir pantai Laut Merah, Semenajung Sinai, serta Gurun Barat (terpusat pada beberapa oasis).


Peradaban Mesir Kuno berkembang selama kurang lebih tiga setengah abad. Dimulai dengan unifikasi awal kelompok-kelompok yang ada di Lembah Nil sekitar 3150 SM, peradaban ini secara tradisional dianggap berakhir pada sekitar 31 SM, sewaktu Kekaisaran Romawi awal menaklukkan dan menyerap wilayah Mesir Ptolemi sebagai bagian provinsi Romawi. Walaupun hal ini bukanlah pendudukan asing pertama terhadap Mesir, periode kekuasaan Romawi menimbulkan suatu perubahan politik dan agama secara bertahap di Lembah Nil, yang secara efektif menandai berakhirnya perkembangan peradaban independen Mesir.

4. Petra (Yordania) : stones structure carved into rocks

Petra adalah kota yang didirikan dengan memahat dinding-dinding batu di Yordania. Petra berasal dari bahasa Yunani yang berarti ‘batu’. Petra merupakan simbol teknik dan perlindungan. Kata ini merujuk pada bangunan kotanya yang terbuat dari batu-batu di Wadi Araba, sebuah lembah bercadas di Yordania. Kota ini didirikan dengan menggali dan mengukir cadas setinggi 40 meter.


Petra merupakan ibukota kerajaan Nabatean. Didirikan pada 9 SM-40 M oleh Raja Aretas IV sebagai kota yang sulit untuk ditembus musuh dan aman dari bencana alam seperti badai pasir

5. Palmyra (Syria) : the bride of desert

Palmyra dulunya adalah kota penting di Syria, terletak di daerah oasis 215 km timur laut Damascus. Dahulu dikenal dgn nama Tadmor (bhs Arab). Kota ini dulu terletak dekat sumber mata air panas, Afga, dan merupakan tempat singgah ideal bagi para kelompok pengelana dari Iraq – Al-Sham (skrng Syria, Lebanon, Holy Land, Jordan). Lokasinya yg strategis membuat Palmyra menjadi kerajaan terkenal dan makmur pada jamannya abad 2 SM.


6. Pompeii (Italy) : buried by volcanoPompeii adalah sebuah kota zaman Romawi kuno yang telah menjadi puing dekat kota Napoli dan sekarang berada di wilayah Campania, Italia. Pompeii hancur oleh letusan gunung Vesuvius pada 79 M. Debu letusan gunung Vesuvius menimbun kota Pompeii dengan segala isinya sedalam beberapa kaki menyebabkan kota ini hilang selama 1.600 tahun sebelum ditemukan kembali dengan tidak sengaja. Semenjak itu penggalian kembali kota ini memberikan pemandangan yang luar biasa terinci mengenai kehidupan sebuah kota di puncak kejayaan Kekaisaran Romawi. Saat ini kota Pompeii merupakan salah satu dari Situs Warisan Dunia UNESCO.


7. Palenque (Mexico) : one of Mayan’s most exquisite cities
Palenque adalah kota peninggalan bersejarah suku Maya yg berlokasi di kaki gunung Tumbala, Chiapas, Mexico. Kota bersejarah ini tidak terlalu besar tetapi di dalamnya memiliki bangunan2 dengan arsitektur indah, patung2, ukir2an yg dibuat oleh suku Maya.


8. Vijayanagar (India) : capital of one of the largest Hindu templeKerajaan Vijayanagar adalah sebuah kerajaan India, sejak 1336 dan terletak di Deccan, India Selatan. Kerajaan Vijayanagar ditemukan oleh Harihara (Hakka) dan saudaranya Bukka Raya. Kerajaan ini diberi nama sesuai dengan nama ibukotanya, kini namanya berubah menjadi Hampi di Karnataka, India. Kerajaan ini berdiri mulai thn 1336 dan berakhir pd thn 1660.


9. Ephesus (Turkey) : one of the most important cities of early Christianity
Ephesus (Efes bhs Turkey), kota yg membentang sepanjang 3 km di bagian selatan kota Selcuk, provinsi Izmir, Turkey. Kota ini dulunya merupakan pusat perdagangan dan pusat agama Kristen sampai sekarang. Reruntuhan Ephesus merupakan salah satu obyek wisata favorit di Turkey.


10. Sanchi (India) : the best preserved group of Buddhist monuments
Sanchi merupakan komplek monument yg menandakan jaman keemasan Budha di masa Kerajaan Ashoka. Kalau jaman sekarang Sanchi sama dengan stupa, kuil, atau tempat kediaman para biksu. Monumen Sanchi berawal dr abad 3 SM sampai abad 12. Yang paling terkenal dr Sanchi adalah Stupa 1, yg dibangun oleh Raja Mauryan. Monumen ini berisi ukir2an yg bercerita ttg sejarah agama Budha.


Tentunya masih banyak lagi, peradaban-peradaban lain yang tidak kalah menarik untuk dibahas satu per satu, misalnya Atlantis, yang katanya peradaban yang sangat modern sekali. Nantikan...